Berbagai
Mitos Tentang Kekerasan
Banyak
pandangan yang salah mengenai kekerasan dalam rumah tangga. Pandangan ini
antara lain yang membuat perempuan yang dianiaya pasangannya mengalami
kesulitan. Pandangan yang populer tetapi salah ini, biasa disebut mitos. Mitos
itu sejenis dongeng, suatu ceritera yang tidak berdasar kenyataan, bahkan
bertentangan dengan kenyataan. Sekaranglah saatnya kita melihat fakta yang
sebenarnya mengenai kekerasan dalam rumah tangga.
Mitos: Kekerasan dalam rumah tangga jarang terjadi.
Fakta: 1 dari setiap 3 istri pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga
Mitos:
Kekerasan dalam rumah tangga dilakukan oleh suami atau pasangan yang
berpendidikan rendah.
Fakta: Memukuli istri tidak
hanya dilakukan orang yang tidak bersekolah atau berpendidikan rendah.
Pemukulan istri juga terjadi dalam keluarga-keluarga berpendidikan tinggi.
Misalnya seorang ekonom terkenal yang meraih gelar doktor dari sebuah
universitas ter-kemuka di AS, sering memukuli istrinya kalau sang istri
melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya.
Mitos: Kekerasan dalam
rumah tangga hanya terjadi di keluarga-keluarga miskin.
Fakta: Pengalaman di seluruh
dunia memperlihatkan bahwa pemu-kulan istri adalah persoalan yang terjadi di
semua lapisan masyarakat, dalam banyak budaya, dan semua golongan umur, berbagai
tingkat pendidikan dan status sosial dalam masyarakat.
Mitos: Urusan
rumah tangga adalah urusan
pribadi dan yang terjadi di dalamnya bukan urusan orang lain/luar.
Fakta: Penyerangan
adalah kriminal; masyarakat secara keseluruhan bertanggung-jawab atas perbuatan
kriminal. Kekerasan bukanlah sesuatu yang wajar dalam rumah tangga. Manakala
seseorang diperlakukan kejam, pelaku kehilangan haknya atas ruang pribadi.
Meskipun perkawinan adalah persetujuan pribadi, bebas dari penyerangan adalah
masalah hak asasi manusia.
Mitos: Kalau perempuan
tidak suka, ia bisa pergi meninggalkan pasangannya.
Fakta: Biasanya untuk pergi meninggalkan
keluarga, perempuan yang dipukuli menghadapi kesulitan yang amat besar.
Sebagian penyebabnya ialah takut pembalasan dari lelaki, keter-gantungan
keuangan (kalau ia tidak bekerja), tidak ada tempat yang dituju, khawatir akan
masa depan anak-anak, kepercayaan diri yang rendah, kurangnya dukungan, tidak
mau menghancurkan perkawinan dan kadang-kadang karena mencintai si lelaki dan tidak
mau mengakhiri perkawinan; hanya menginginkan diakhirinya kekerasan.
Mitos: Pelaku tidak bisa
mengendalikan ke- kerasan yang dilakukannya
Fakta:
Sebagian orang yang suka memukul istri
juga menyerang orang lain di luar rumah. Sebagian besar dari mereka, bisa
mengendalikan kekerasannya terhadap orang lain. Mereka memilih melakukan
kekerasan terhadap istri.
Mitos: Perempuan memancing-mancing kekerasan
dengan mengomel, dan tindakan-tindakan menjengkelkan lainnya.
Fakta: Ini bukanlah alasan untuk
memaklumi kekerasan. Tidak seorangpun patut dipukul. Kita tidak menyalahkan
korban perbuatan jahat lainnya. Misalnya kita tidak menyalahkan korban pembu-nuhan,
sebagai penyebab pembunuhan. Dalam banyak kasus, perempuan terbangun dari tidur
karena dipukuli atau dihajar dari belakang tanpa peringatan terlebih dahulu.
Mitos:
Seseorang yang kasar & suka memukul pasti kelihatan dari penampilannya.
No comments:
Post a Comment