Friday 23 January 2015

Mitos tentang Kekerasan

Berbagai Mitos Tentang Kekerasan

Banyak pandangan yang salah mengenai kekerasan dalam rumah tangga. Pandangan ini antara lain yang membuat perempuan yang dianiaya pasangannya mengalami kesulitan. Pandangan yang populer tetapi salah ini, biasa disebut mitos. Mitos itu sejenis dongeng, suatu ceritera yang tidak berdasar kenyataan, bahkan bertentangan dengan kenyataan. Sekaranglah saatnya kita melihat fakta yang sebenarnya mengenai kekerasan dalam rumah tangga.

MitosKekerasan dalam rumah tangga jarang terjadi.
Fakta1 dari setiap 3 istri pernah mengalami kekerasan dalam     rumah tangga

Mitos: Kekerasan dalam rumah tangga dilakukan oleh suami atau     pasangan yang berpendidikan rendah.
FaktaMemukuli  istri  tidak hanya dilakukan orang yang tidak bersekolah atau berpendidikan rendah. Pemukulan istri juga terjadi dalam keluarga-keluarga berpendidikan tinggi. Misalnya seorang ekonom terkenal yang meraih gelar doktor dari sebuah universitas ter-kemuka di AS, sering memukuli istrinya kalau sang istri melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya.

MitosKekerasan dalam rumah tangga hanya terjadi di keluarga-keluarga miskin.
FaktaPengalaman di seluruh dunia memperlihatkan bahwa pemu-kulan istri adalah persoalan yang terjadi di semua lapisan masyarakat, dalam banyak budaya, dan semua golongan umur, berbagai tingkat pendidikan dan status sosial dalam masyarakat.

Mitos: Urusan  rumah  tangga  adalah  urusan pribadi dan yang terjadi di dalamnya bukan urusan orang lain/luar.
Fakta: Penyerangan adalah kriminal; masyarakat secara keseluruhan bertanggung-jawab atas perbuatan kriminal. Kekerasan bukanlah sesuatu yang wajar dalam rumah tangga. Manakala seseorang diperlakukan kejam, pelaku kehilangan haknya atas ruang pribadi. Meskipun perkawinan adalah persetujuan pribadi, bebas dari penyerangan adalah masalah hak asasi manusia.
MitosKalau perempuan tidak suka, ia bisa pergi meninggalkan pasangannya.
Fakta: Biasanya untuk pergi meninggalkan keluarga, perempuan yang dipukuli menghadapi kesulitan yang amat besar. Sebagian penyebabnya ialah takut pembalasan dari lelaki, keter-gantungan keuangan (kalau ia tidak bekerja), tidak ada tempat yang dituju, khawatir akan masa depan anak-anak, kepercayaan diri yang rendah, kurangnya dukungan, tidak mau menghancurkan perkawinan dan kadang-kadang karena mencintai si lelaki dan tidak mau mengakhiri perkawinan; hanya menginginkan diakhirinya kekerasan.

Mitos: Pelaku tidak bisa mengendalikan ke- kerasan yang dilakukannya
Fakta: Sebagian orang yang suka memukul istri juga menyerang orang lain di luar rumah. Sebagian besar dari mereka, bisa mengendalikan kekerasannya terhadap orang lain. Mereka memilih melakukan kekerasan terhadap istri.

MitosPerempuan memancing-mancing kekerasan dengan mengomel, dan tindakan-tindakan menjengkelkan lainnya.
FaktaIni bukanlah alasan untuk memaklumi kekerasan. Tidak seorangpun patut dipukul. Kita tidak menyalahkan korban perbuatan jahat lainnya. Misalnya kita tidak menyalahkan korban pembu-nuhan, sebagai penyebab pembunuhan. Dalam banyak kasus, perempuan terbangun dari tidur karena dipukuli atau dihajar dari belakang tanpa peringatan terlebih dahulu.

Mitos: Seseorang yang kasar & suka memukul pasti kelihatan dari penampilannya.
FaktaSesorang yang suka menganiaya perempuan, justru tidak           tampak sebagai orang yang suka memukul. Ia dapat saja             tampil rapi, bertutur sapa sopan dan lembut terhadap orang       lain, tetapi sebaliknya, terhadap istrinya ia dapat berlaku       sangat kejam.- 


No comments:

Post a Comment