Monday 30 May 2016

Darah rendah yang bikin galau

Dag...dig..dug...serrrrrr, makin kencang dan aku mulai bergetar. Segera kuarahkan kursor ke mesin pencari di google: jantung berdebar setelah minum kopi. Baca..baca...eh ternyata benar sekali jantungku bergetar karena pagi ini aku minum secangkir kopi.
Akhir-akhir ini darah rendahku sering kambuh, entah itu pas bangun tidur, sewaktu bekerja, setelah berolah raga, pas datang bulan, pokoknya kapan saja dia mau mampir ngga kira-kira waktunya. Bulan lalu saat darah rendahku kambuh di jam bekerja, kala itu sore hari, 2 jam sebelum masa kerjaku selesai, aku mencoba bertahan dengan prinsip tidak terlalu banyak bergerak. Bisakah anda bayangkan bekerja dengan anak dengan cara tidak banyak bergerak? Aku tetap komunikasikan kepada rekan kerja bahwa darah rendahku kambuh namun aku mau bertahan hingga jam kerja selesai karena tidak ingin membiarkan dia bekerja sendiri dengan dua grup anak. Diapun berterimakasih karena usahaku untuk bertahan beberapa jam. Kala itu dia menyarankanku untuk minum kopi untuk sekedar menaikkan tekanan darah. Akupun menimpali bahwa aku bukan peminum kopi. Dia bersaksi bahwa dulu dia bukan peminum kopi namun karena tekanan darahnya yang sangat rendah juga, akhirnya dia selalu minum kopi minimal satu cangkir per hari dan masalah darah rendahnya sudah jarang muncul.
Sore itu sepulang kerja aku mulai mencari-cari sesuatu di rak dapur, seingatku kami pernah beli satu bungkus besar bubuk kopi untuk tamu kami bulan september tahun lalu. Sore itu juga aku sedikit deg degan meracik kopi pertama kalinya di usia dewasaku. Jujur minum kopi sangat tidak biasa bagiku, karena alasan kesehatan tubuh saya tidak mengkonsumsi minuman ini. Nah kali ini dengan alasan untuk menaikkan tekanan darah, aku harus minum kopi nan harum ini. Slurrpppp, aihh pahit. Aku agak terkejut dengan rasa kopi yang pahit, kutambahkan gula putih di dalamnya, kukocok dan kuminum hingga cangkir kosong. Dengan harapan darah rendahku sedikit terobati. Benar juga sore itu aku hanya duduk tenang di sofa sambil menunggu suami pulang kerja. Aku bercerita kisah hari ini hingga akhirnya aku merasakan tekanan darahku semakin naik. Kopi kali ini tidak mendebarkan jantungku.
Sejak saat itu aku bertanya-tanya dalam hati, apakah aku harus mengkonsumsi kopi setiap kali darah rendah menyerang tubuhku?Bagaimana bila aku menjadi candu kopi?Sedangkan kafein yang ada dalam kopi sebenarnya tidak baik bagi kesehatan. Itu sangat jelas teorinya. Akupun berdiskusi dengan kakakku di Indonesia, dia menyarankan minum jus wortel ungu sebagai pemicu tekanan darah. Sedagkang seingatku, tahun lalu aku konsultasi ke dokter keluarga kami, mengenai masalah tekanan darahku, dia menyatakan tidak ada obat yang disarakan untuk meniakkan tekanan darah. Hanya saja bisa diakali dengan sering makan makanan asin. Aih sedangkan aku anti dengan makanan asin, rasanya mual dan tidak selera makan apabila makanan terlalu asin. Serba salahhhh tubuh ini.
Kemarin, sepanjang hari aku terbaring di tempat tidur karena tamu bulanan yang membuat tubuhku lemah dan sakit di perut sangat menyiksa. Pagi ini aku dibangunkan oleh weker seperti biasa, hari senin aku bangun pukul 7.30 dan aku bangkit dari tempat tidur dan terjatuh. ohhhh tidak, darah rendahku kambuh lagi. Aku bingung harus melakukan apa. segera kupanaskan air dan menyiapkan secankir kopi. Yah, hanya kopi yang bisa membantuku di saat darurat seperti ini. Wortel ungun yang sudah dibeli oleh Patrick masih tersimpan di kulkas, aku pikir malam ini aku harus mengkonsumsinya. Setelah minum kopi aku melahap roti selai kacangku dengan harapan aku baik-baik saja. Namun semua yang ada di hadapanku serasa berputar, ya..mereka terlihar kabur dan berputar. Aku sangat yakin bahwa aku tidak bisa bekerja dengan keadaan seperti ini. Aku mencari daftar guru pengganti dan mencoba menghubungi mereka. Satu guru pengganti berhasil kuhubungi namun dia tidak bisa menggantikanku pagi ini dengan alasan sibuk. Mati akuuu, pikirku!!Kucoba guru lain, dia tidak angkat telepon. Sambil melahap rotiku, aku coba berspekulasi, kalau memang aku tidak menemukan guru pengganti, aku terpaksa harus berangkat kerja. 
Jam 8.00 tepat, HPku berbunyi. Kutelepon balik si penelepon dan puji Tuhan, dia bisa menggantikan aku bekerja pagi ini. Selalu ada jalan, syukurku. Akupun menghubungi direktur dan rekan kerjaku memberitahu bahwa keadaanku tidak memungkinkan untuk bekerja. Semua harus diatur jelas dan dikomunikasikan. Urusan selesai. ahhhhh, tunggu dulu, belum beres. Sekarang urusan jantung berdebar menjadi masalah baru hari ini. Bagaimana caranya supaya jantungku tidak berdebar-debar kencang? Ditambah lagi ketek yang tidak berhenti mencucurkan air mewangi semerbak ini?Jelas aku bingung!! Sejauh artikel yang kubaca, memang kadar kafein dalam kopi mengakibatkan jantung berdebar, apalagi bagi orang yang tidak biasa memkonsumsinya. Tubuhku masih bergetar, air ketek mengalir makin deras, semangat menulisku masih menggebu-gebu. Di atas tempat tidur ini, aku tidak bisa bergerak banyak selain menghentakkan jari jemariku di atas papan ketik benda elektronik persegi panjang di pangkuanku. Harapanku, jantungku masih berdebar namun tolonglah ga usah kencang-kencang ya.

Salam dag dig dug serrrr dari kota Lausanne, Swiss
penghujung bulan mei nan sendu 2016

No comments:

Post a Comment