Sunday 29 May 2016

Buku adalah penyejuk jiwaku


Sudahkah anda membuka buku hari ini?Berapa lama anda bertahan membaca atau melihatnya?Apa perasaan yang muncul setelah anda menutup halaman buku tersebut?
Buku tidak hanya sekedar kertas yang ditumpuk, dilem, ditempel menjadi satu, juga tidak hanya benda persegi panjang yang dipenuhi oleh tinta hitam, gambar berwarna warni dengan penuh imaji. Buku adalah wujud dari segala imajinasi, impian, cita-cita, harapan, pengalaman, kehidupan, sejarah dan berbagai unsur lain dalam hati penciptanya yang dituangkan dengan segala cinta, rasa, kasih, harapan, sukacita, emosi yang dimilikinya. Pembaca adalah subjek yang berhak bersyukur atas segala persembahan itu. Salah satu cara mensyukurinya adalah dengan membiasakan membaca buku paling tidak satu halaman per hari. Bacalah buku yang mempresentasikan kehidupan sehari-harimu. Buku yang memuaskan jiwa dan ragamu. Buku yang membuatmu tersenyum saat tersenyum itu adalah hal yang paling sulit kamu lakukan saat ini. Mungkin juga buku yang membuatmu menangis saat hatimu semakin tertutup rapat akan masalah kemanusiaan saat ini. Yah, paling tidak tubuhmu masih bereaksi setelah membaca salah satu halamannya. 
Kenapa sih aku terkesan menggurui, memaksa, menghakimi, menasihati atau mungkin menghina lewat kalimat-kalimat di atas? Siapalah aku ini yang memaksamu untuk melakukan hal yang mungkin kamu tidak suka?Aku hanyalah seorang perempuan biasa yang berhati keras melawan ketidakadilan namun lembut bagi persoalan kemanusiaan. Aku hanyalah perempuan yang terlahir dalam lingkup kemiskinan namun kaya akan harapan untuk maju. Aku terlahir di tepi danau toba tepatnya di desa Bage, Sumatera Utara yang kini hidup di tepi danau Jenewa, Swiss. 
Sejak pindah ke negara ini aku menjadi semakin gregetan karena setiap hari melihat di angkutan umum, orang-orang menyempatkan membaca buku kecilnya (Oh ya di sini ada istilah buku kantong karena ukurannya lebih kecil dari buku biasa). Perpustakaan negara, provinsi, kampus, anak semuanya memperbolehkan masyarakat menjadi anggota secara gratis. Artinya gratis meminjam buku bahkan hingga jumlah 30 buku sekali pinjam dalam jangka satu bulan dan setelah itu kamu bisa perpanjang lagi hingga dua kali dari masa peminjaman berakhir. Apa ini tidak menyenangkan? Mungkin tidak bagi orang yang belum bisa berbahasa perancis, namun tidak jarang juga buku berbahasa inggris ditemukan di perpustakaan umum di sini. Tidak hanya untuk orang dewasa yang sudah bisa membaca, perpustakaan di negara ini juga ramah bagi anak-anak dari usia dini hingga anak-anak remaja. Segala jenis buku bisa kamu temukan di sepanjang rak dan lorong perpustakaan.
Dari pengamatan saya sehari-hari selama bekerja di PAUD, keinginan setiap anak untuk membaca buku sejak bayi sebenarnya sudah ada. Terbukti dengan bayi yang berusia 5 bulan sudah bisa dengan bahagia meremas-remas buku yang terbuat dari plastik dan kain, sembari mengisap-isap ujungnya. Anak usia 12 bulan sudah dengan mandiri memilih buku dan membuka lembarannya yang terkadang merobeknya tanpa rasa bersalah. Apakah kita harus memisahkan mereka?Solusinya bisa dengan menasihati si anak agar menjada buku dengan baik, walaupun nasihat ini tidak cukup sekali ucap saja. Anak usia 24 bulan akan dengan sadar meminta kita membacakan buku yang ingin dia baca, karena rasa keingintahuan akan isi cerita sebenarnya. Dan keesokan harinya dia akan membaca sendiri buku tersebut dengan modal cerita kemarin yang sudah dia dengar. Begitulah hingga anak di usia remaja mereka masih membutuhkan buku karena kebutuhan ini sudah tertanam dalam diri mereka sejak bayi. Bahkan hingga di masa tua mereka masih membaca buku sebagai pengobat jiwa yang sunyi.
Aku teringat akan masa kecilku, saat masih SD aku sudah candu dengan buku. Setiap hari aku harus membaca, seperti kebutuhan yang harus terpenuhi. Saat itu ibuku adalah guru SD di kampungku, kebetulan hanya itu sekolah yang ada di sana. Perpustakaan sekolah hanya bisa diakses oleh guru, tidak satupun murid yang bisa masuk dengan alasan supaya buku tidak hilang atau dibawa pulang. Rasanya sedih bukan, saat keinginanmu tidak terpenuhi?Mungkin kayak pengen pipis tapi ga boleh ntar wc bau amis. ah sudahlahh...Intinya kami tidak pernah masuk ke perpustakaan dengan status sebagai murid, namun karena aku adalah anak guru maka aku memanfaatkan status ini. Aku minta ke ibuku untuk membawakan buku-buku cerita dari sekolah ke rumah kami, aku dan kakakku Lusi melahap semua buku-buku cerita itu hingga berulang-ulang. Cerita yang paling melekat di ingatanku hingga saat ini adalah cerita tentang keluarga tapir di hutan. Jiwaku merasa kenyang setelah membaca buku-buku cerita hasil nepotismeku. Aku menghalalan segala cara untuk memenuhi kebutuhan jiwaku. Namun kusadari jika aku tidak suka membaca sejak kecil, aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di kampus filsafat UGM yang keren itu, ceilehhh. Aku mungkin tidak akan pernah menginjakkan kakiku di pulau Papua yang luar biasa indahnya itu. Mungkin juga aku tidak akan pernah berada di tepi danau Jenewa, Swiss yang menawan ini. Ya buku menghantarkanku mengelilingi dunia, kemana aku ingin pergi. Buku adalah sahabat jiwaku, seperti halnya pak Rosseau tulis dalam bukunya ini. Tidak peduli siapa kamu, berapa hartamu, asal kamu bisa menyisihan waktu sedikit saja sehari menggulir bola matamu mengiringi tinta hitam di lembaaran putih itu, kamu akan bisa terbang keliling dunia. 
Aku berharap kita bisa berjumpa di persimpangan antar benua dan bercerita akan buku masa kecil kita.

                              

No comments:

Post a Comment