Saturday 28 November 2015

Perempuan tua di lampu merah

Saya pernah menunggu lampu merah berubah menjadi lampu hijau. Seorang perempuan tua dan agak bungkuk berdiri di sebelah saya dengan tongkat di tangan kanannya dan tas kresek penuh dengan barang belanja di tangan kirinya. Lampu hijau menyala, kami mulai menyeberang. Saya memperhatikan langkah perempuan tua ini yang sangat lambat. saya mulai khawatir karena lampu hijau akan segera berubah jadi kuning.dan akan hanya beberapa detik lagi berubah jadi merah. saya mendekati nya dan menanyakan apakah saya bisa membantunya membawakan tas kreseknya. Tanpa melihat wajah saya dia dengan sigap mengatakan « tidak, terimakasih ». Saya pun melanjutkan langkah kaki saya sambil sekali-sekali melihat ke belakang memperhatikan perempuan tua tadi. Dia semakin jauh di belakang saya berjalan dengan lambat (pastinya ga jalan di tempat ya J). Jalanan mulai menanjak dan lagi-lagi saya menoleh ke belakang, dia semakin jauh tertinggal. Sambil sesekali terngiang jawabannya yang tegas dan pasti (tidak,terimakasih). Pelajaran indah yang saya dapat dari kisah ini adalah bahwa kemandirian individu di kota ini sangat tinggi. Berapapun usia anda, selagi anda bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, anda akan melakukannya sendiri. Tidak manja dan tergantung dengan orang lain merupakan prinsip utama untuk bisa hidup mandiri. Saya menyadarinya semenjak saya menjadi guru di sekolah pendidikan anak usia dini di kota ini. Setiap anak dibekali kemandirian sejak usia dini.  Namun ada juga pelajaran yang ngga indah dari kisah ini yaitu saya sebagai penawar bantuan merasa tertolak saat ingin membantu orang lain. Saya merasa terlalu ramah dan terlalu baik terhadap orang lain yang tidak saya kenal. Kisah ini terjadi setelah dua bulan saya tinggal di kota ini. Saat itu saya langsung menyimpulkan bahwa tidak perlu ramah-ramah banget sama orang lain. Padahal ramah itu adalah bawaan lahir saya J. Namun yang sama sekali tidak boleh saya lupakan adalah bahwa perempuan tua itu punya hak untuk menolak bantuan saya. Setiap orang berhak untuk mengungkapkan pendapat terhadap orang lain. Mari belajar untuk menghargai pendapat orang lain baik itu mengenakkan atau mengenegkan J


No comments:

Post a Comment