Setelah
tinggal selama dua tahun lebih di kota ini, untuk pertama kalinya saya pergi
menemui dokter umum (dokter keluarga) yang sebenarnya sudah terdaftar sejak
kedatangan saya di sini. Pemilihan dokter keluarga adalah wajib dilakukan saat
mendaftarkan diri pertama kali di salah satu asuransi kesehatan. Saat itu kami
sama sekali tidak punya ide untuk memilih siapa yang akan menjadi dokter
keluarga kami, namun karena dituntut kewajiban harus memilih salah satu nama
dari daftar yang ada kamipun memilih dokter Nicolas Dolivo dengan alasan lokasi
prakteknya yang tidak jauh dari tempat kami tinggal. Kenapa baru sekarang
menemui dia setelah terdaftar dua tahun ?
Sebenarnya
secara umum saya sangat sehat, demikian juga kesan pertama yang dilihat oleh dokter
saya. Namun ada dua alasan yang mendorong saya pergi menemui dokter keluarga ini,
yaitu alasan kesehatan dan alasan administratif. Dari segi kesehatan saya sering
mengalami darah rendah dan selalu sakit perut dan diare setelah minum susu
sapi. Dari segi administrasi bahwa saya membutuhkan surat keterangan sehat
terbaru dari dokter, yang harus diserahkan kepada pihak sekolah dimana saya
akan mulai bekerja bulan januari tahun depan. Sayapun
membuat janji bertemu dengan dokter lewat perawat yang sekaligus asisten nya.
Kedatangan
saya di tempat praktek dokter ini disambut baik oleh perawat dan kebetulan
masih ada pasien lain yang sedang konsultasi dengan dokter di ruangan lain.
Sayapun dipersilakan menunggu di ruang tunggu. Saya keluarkan catatan kecil
titipan suami yang bisa membantu saya menjelaskan keadaan kesehatan saya dalam bahasa
mereka, bahasa perancis. Berselang sepuluh menit kemudian seorang lelaki menggowes
kursi rodanya ke arah saya dan menyuruh saya masuk ke ruang konsultasi. Saya
bingung dan mulai bertanya dalam hati. Ramah sekali lelaki itu (yang dalam
pikiran saya dia adalah pasien yang baru selesai diperiksa oleh dokter)!
Sayapun masuk ke ruangan yang ditunjuk olehnya. Tidak ada siapapun yang duduk
di balik meja di hadapan saya. Saya tetap berdiri sambil berpikir mungkin
dokter saya sedang mempersiapkan diri di ruangan sebelah. Benar sekali, saya
dengar beliau sedikit berteriak dari ruangan sebelah meminta saya menunggu dan
mengatakan bahwa dia segera datang. Dia tidak ingkar janji, hanya beberapa detik
dia sudah di hadapan saya. Dia adalah orang yang sebelumnya menyapa saya di
ruang tunggu. Dia adalah dokter yang akan memeriksa saya. Dia adalah dokter
keluarga yang kami pilih dua tahun lalu. Dia menyodorkan tangannya dan
mengucapkan salam perkenalan. Ya, namanya dokter Nicolas Dolivo. Dokter yang
bekerja di atas kursi roda.
Apakah
kita, saya, orang lain, anda sebagai pembaca memiliki perasaan yang sama dengan
kisah ini? Saya tidak bisa pastikan ya atau tidak. Namun di sini saya hanya
ingin membagikan kisah indah yang saya alami. Saya memiliki dokter keluarga
yang bekerja dari kursi rodanya. Apakah ini biasa dalam pandangan umum? Secara
jujur saya katakan ini tidak biasa! Tapi saya berusaha biasa saat dia memeriksa
keadaan saya. Kami berdialog layaknya pasien dan dokter. Terkadang saya
memperhatikan dan terkagum dengan kecekatan dia menggowes roda kursinya dari
ruangan konsultasi ke ruangan pemeriksaan. Saya menikmati setiap perbincangan
dan proses pemeriksaan yang kami buat. Saya menemukan kenyamanan saat
berbincang dengan dia. Dia mendukung pola hidup sehat yang saya jalankan.
Terkadang dia mengoreksi cara saya mengucapkan beberapa kata dalam bahasa perancis.
Diapun mengingatkan apakah saya sudah pernah disuntik vaksin cacar, karena saya
akan bekerja dengan anak kecil. Pemeriksaan selesai dengan hasil sementara
bahwa tekanan darah saya memang rendah. Namun dia tidak menganjurkan saya untuk
mengkonsumsi obat hanya untuk menaikkan tekanan darah. Saya hanya disarakankan
untuk minum air putih dan menjaga pola makan. Kunjungan saya akhiri dengan
pengambilan beberapa cc darah oleh perawat dan saya diberikan kertas pertemuan
untuk memeriksa intoleransi laktosa di laboratorium minggu berikutnya.
Sepanjang perjalanan pulang saya masih terharu bangga bahwa seorang yang biasa seperti
saya diperiksa oleh dokter yang luar biasa.
No comments:
Post a Comment